Pengaruh Amarah Terhadap Diri
Manusia diberi oleh Allah Swt segala potensi sebagai makhluk yang dapat mengelola dan memberdayakan segala yang ada di dunia. Bahkan dengan potensi-potensinya tersebut menjadikan manusia sebagai pemimpin di bumi. Namun dibalik segala potensi tersebut terkadang manusia belum dapat mengontrol emosinya sendiri, padahal emosi/amarah ini dapat menjadi penghancur bagi potensi-potensi yang dimilikinya. Kuatnya pengaruh amarah terhadap diri tidak hanya berlaku untuk sesaat saja tetapi dapat berpengaruh dalam kehidupan kesehariannya, apalagi bagi mereka yang menjadi penyambung risalah Nabi Saw, potensi amarah dapat menjadi penghambatnya dari dalam diri sendiri. Diantara pengaruh amarah terhadap diri yaitu:
  1. Menjadikan orangnya kurang dalam agama. Maksud kurang agama disini, yaitu mereka yang dengan amarah yang tidak terkontrol menjadikannya orang yang biasa berlaku dosa dan maksiat. Seperti, mencaci maki kehormatan orang lain, memfitnah, berlaku ghibah, bahkan sampai kepada perbuatan menumpahkan darah orang lain (membunuh).
  2. Tidak adanya kemampuan dalam mengontrol diri. Seseorang yang dirinya telah dikuasai oleh rasa amarah, akan menyebabkan perbuatannya tidak terkontrol dan mudah melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Akibatnya adalah penyesalan yang membuatnya menjadi orang yang paling rugi. Hal ini baru terjadi di dunia sebagai bentuk balasan atas amarahnya yang tidak terkontrol, belum lagi nanti ketika di akhirat, tatkala ia akan menerima semua balasan atas apa yang telah dilakukannya.
  3. Menjadikannya orang yang hina. Yang namanya amarah membuat pemikiran kita menjadi tertutup dan berfikiran pendek, ia tidak lagi melihat baik dan tidaknya. Karena akal sehatnya sudah tertutup dengan emosi amarahnya. Hal ini pun menyebabkan dirinya jatuh pada kehinaan. Padahal Nabi Muhammad Saw telah mengingatkan umatnya untuk menghindari perbuatan yang membuatnya tergelincir kepada kehinaan, Rasulullah Saw bersabda, “Hati-hatilah dengan amarah, karena sesungguhnya dia akan membawamu kepada kehinaan“.
  4. Membahayakan diri. Ketika seseorang marah maka akan menaikan kondisi darah dalam jantungnya, hal ini terlihat pada wajah dan mata yang merah. Hal ini tentunya sangat berbahaya jika dibiarkan secara terus menerus, karena bisa jadi tekanan darahnya yang tinggi menyebabkannya menjadi orang yang lumpuh, yang diakibatkan dari pengerasan pembuluh darahnya.
Mendapat siksa yang pedih. Seseorang yang biasa mengobral amarahnya kepada siapa saja. Akan menyebabkan rasa sakit bagi mereka yang merasakannya. Ditambah lagi perbuatannya tersebut menjadikannya terjatuh dalam perbuatan maksiat dan dosa. Jika hal ini dibiarkan tanpa ada usaha untuk bertaubat maka siksa yang pedih diakhirat telah menunggunya. Sabda Nabi Saw, ketika beliau ditanya oleh Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash,”(Amalan) apa yang dapat menyelamatkanku dari murka Allah Swt? Beliau bersabda, “Janganlah engkau marah”. (HR.Ahmad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *