Memaknai Istighotsah
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam praktek kehidupannya butuh dengan kehadiran dan batuan dari yang lain. Misalnya ketika manusia ditimpa penyakit pasti ia butuh seorang dokter dapat menyembuhkan penyakitnya, atau ketika terlilit utang pasti butuh akan bantuan sahabat atau kerabat untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Semua hal tersebut adalah lumrah bagi kita, namun pernahkah kita berfikir sebelum meminta bantuan kepada yang lain kita terlebih dahulu meminta pertolongan dari Allah (doa), yang dapat membereskan segala kebutuhan dan hajat kita. Manusia memang tidak dilarang dalam meminta bantuan dari orang lain, tetapi jangan juga dijadikan hal utama ketika meminta bantuan kepada manusia, karena manusia hanya menjadi hal perantara dari bantuan yang kita cari. Untuk itu pentingnya kita berdoa kepada Allah dalam segala urusan kita, ketika tahap pertama dalam berdoa sudah kepada Allah selanjutnya kita tinggal memaksimalkan ikhtiar agar doa kita dikabulkan. Dalam banyak praktek dalam berdoa, banyak dikalangan kita yang melaksanakannya secara sendiri-sendiri atau pun dengan berdoa bersama-sama (istighotsah) yang dilakukan dalam kegiatan khusus. Istighotsah artinya meminta pertolongan baik dengan sendiri atau secara berjamaah, misalnya para pelajar yang mengadakan istighasah sebelum UN untuk memohon kelulusan, atau masyarakat yang beristighotsah ketika meminta keamanan dan perlindungan dari segala musibah. Istighosah pun pernah pula dilakukan oleh Rasul Saw ketika akan menghadapi perang Badar, tatkala rasul melihat banyaknya kaum kafir dan sedikit dari kaum muslimin maka rasul beristighasah meminta pertolongan kepada Allah. Hal ini terdapat dalam QS Al-Anfal:9).  (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut". Ketika beristighosah terdapat hal yang menjadi terlarang yaitu ketika kita meminta dengan memohon selain kepada Allah, misal beristighosah dengan meminta pertolongan kepada orang-orang yang sudah meninggal sebagai perantara. Jika sebatas mendoakan yang sudah meninggal itu tidak mengapa, karena hal yang baik, namun jika meminta pertolongan maka ditakutkan ini akan menjadi suatu perbuatan syirik yaitu menduakan Allah dalam memoon pertolongan. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *