Menanti Di Padang Mahsyar
Datangnya hari kiamat yang dimulai dengan tiupan malaikat Israfil menjadikan seluruh makhluk menjadi mati. Setelah itu mereka yang meninggal dengan jasadnya di dalam tanah, laut, atau perut hewan yang memangsanya akan dikumpulkan oleh Allah Swt di padang mahsyar. Padang mahsyar merupakan tempat yang sangat luas dan tak berujung, yang disana dikumpulkan seluruh makhluk untuk menerima perhitungan atas segala amal perbuatan selama masih di dunia. Semua manusia yang dikumpulkan di alam mahsyar bercampur baur dari segala jaman, mereka dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan sibuk dengan keadaan mereka sendiri, sehingga lupa mana kepada sahabat atau orang tua sendiri. Penantian yang lama di padang mahsyar membuat semua makhluk kesusahan tentang apa yang akan didapat dari hasil perbuatan semasa di dunia Saat dibangkitkan dari alam kubur, maka manusia pertama yang dibangkitkan adalah Rasulullah Saw, ini sesuai dengan sabdanya, “Saya adalah pemimpin Bani Adam yang pertama keluar pada hari kiamat, orang yang pertama keluar dari kubur, orang pertama yang memberi syafaat dan orang pertama yang diterima syafaatnya” (HR. Muslim). Di saat yang lain manusia bangkit di alam mahsyar dalam keadaan yang berbeda-beda hal ini tergantung kepada amal mereka masing-masing. Manusia dibangkitkan sebagaimana mereka meninggal, artinya apakah ketika meninggal dalam keadaan beriman atau menjadi orang yang kafir. Padang mahsyar adalah tempat yang berbeda dengan alam dunia, karena alam dunia yang ada sekarang telah hancur. Firman Allah Swt  “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.(QS Ibrahim:48) Padang mahsyar disebut juga hari pengumpulan karena semua makhluk yang berada pada tujuh lapis langit dan bumi dikumpulkan untuk menerima hari pengadilannya. Padang mahsyar juga merupakan padang luas yang tanpa tonjolan ataupun lekukan, tetapi tempat datar yang tak berujung, yang di dalamnya tidak ada perlindungan selain perlindungan dari Allah Swt. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *